Aplikasi ini nantinya berfungsi sebagai pengumpul data, mengirimkannya dari ponsel pasien ke pusat monitoring untuk dianalisa, dan digunakan untuk memberi peringatan dini kepada pasien secara real time ketika akan mengalami kejang-kejang. Sehingga pasien bisa menghentikan aktivitas yang tengah dilakukannya agar tidak membahayakan dirinya.
Dikutip detikINET dari PC World, Senin (30/8/2010), data yang dikumpulkan juga bisa ditafsirkan oleh software pada smartphone pasien, untuk secara otomatis mengirim pesan singkat kepada orangtua atau kerabat terdekat untuk meminta bantuan.
"Melakukan panggilan darurat untuk pasien yang membutuhkan adalah salah satu keunggulan dari teknologi ini, yang belum pernah ada sebelumnya," kata CEO Wave Technology Group, Sam Cinquegrani selaku perusahaan software yang mengembangkan aplikasi ini bekerjasama dengan tim dari University of Chicago.
Prototype tersebut masih terus dikembangkan. Di dalamnya ditambahkan semacam amplifier 16 channel yang ukuranya lebih kecil dari kartu kredit. Amplifier tersebut akan terhubung dengan kabel ke sensor di kepala pasien. Jika teknologi ini sudah berjalan pada smartphone, data gelombang otak dapat dikirim langsung, memudahkan dokter menganalisanya untuk memperingatkan pasien. >Detikcom
0 comments:
Post a Comment